Selasa, 28 April 2015

TUGAS TEKNIK TEGANGAN TINGGI UBHARA SURABAYA


TUGAS Teknik Tegangan Tinggi
Dosen Pembimbing: Agus kiswantono ST, MT.

  2.1 Pengetahuan Umum 
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut.

Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi dengan maksud sebagai berikut:

1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.

2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang telah dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.           
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.

Perlunya pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas menuntut adanya cabang studi tegangan tinggi yang membahas khusus pengujian tegangan tinggi. Studi ini akan mempelajari cara kerja dan karakteristik peralatan-peralatan uji tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi.

Adapun peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegangan tinggi adalah:

1. Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi ac, pembangkit tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
2. Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi dc, alat ukur tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
3. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur peluahan parsial.

2.2 Tegangan Tinggi AC
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah dan pulsa. Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya. Arus primer biasanya disulang dengan ototrafo sedangkan untuk kasus khusus disulang dengan pembangkit sinkron.

Hampir semua pengujian dan percobaan dengan tegangan tinggi bolak-balik mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya akan terpenuhi jika pengukuran dilakukan pada sisi tegangan tinggi; untuk itu telah disusun berbagai cara dalam mengukur tegangan tinggi bolak-balik.

Bentuk V(t) untuk tegangan tinggi bolak-balik sering menyimpang dari bentuk sinus. Dalam teknik tegangan tinggi, nilai puncak dan nilai efektif Vef memiliki arti yang sangat penting : Vˆ
            dttVTVTrms=02)(1

Untuk pengujian tegangan tinggi besaran didefinisikan sebagai tegangan uji. Di sini diandaikan bahwa penyimpangan bentuk tegangan tinggi dari bentuk sinus masih dalam batas yang diijinkan. Untuk sinusoidal murni 2VrmsVV=2


2.3 Mekanisme Terjadinya Tegangan Tembus Listrik

Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron bebas, melainkan elektron-elektron yang terikat pada inti atom unsur yang membentuk dielektrik tersebut. Setiap dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk memikul terpaan elektrik. Pada gambar 2.1 ditunjukkan suatu bahan dielektrik yang ditempatkan di antara dua elektroda piring sejajar. Bila elektroda diberi tegangan searah V, maka timbul medan elektrik (E) di dalam dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya kepada electron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi electron bebas. Dengan kata lain, medan elektrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik agar berubah sifat menjadi konduktor. Jika terpaan elektrik yang dipikulnya melebihi batas tersebut dan terpaan berlangsung cukup lama, maka dielektrik akan menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal ini dielektrik disebut tembus listrik atau “breakdown”. Terpaan elektrik tertinggi yang dapat dipikul suatu dielektrik tanpa menimbulkan dielektrik tembus listrik disebut kekuatan dielektrik. Jika suatu dielektrik mempunyai kekuatan dielektrik , maka terpaan elektrik yang dapat dipikulnya adalah . kEkE

Jika terpaan elektrik yang dipikul dielektrik melebihi , maka di dalam dielektrik akan terjadi proses  ionisasi berantai yang akhirnya dapat membuat dielektrik mengalami tembus listrik. Proses ini membutuhkan waktu dan lamanya tidak tentu tetapi bersifat statistik. Waktu yang dibutuhkan sejak mulai terjadi ionisasi sampai terjadi tembus listrik disebut waktu tunda tembus (time lag). Jadi tidak selamanya terpaan elektrik dapat menimbulkan tembus listrik, tetapi ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: (1) terpaan elektrik yang dipikul dielektrik harus lebih besar atau sama dengan kE . kekuatan dielektriknya dan (2) lama terpaan elektrik berlangsung lebih besar atau sama dengan waktu tunda tembus.

Tegangan yang menyebabkan dielektrik tersebut tembus listrik disebut tegangan tembus atau breakdown voltage. Tegangan tembus adalah besar tegangan yang menimbulkan terpaan elektrik pada dielektrik sama dengan atau lebih besar daripada kekuatan dielektriknya.
V
E
Elektroda
Elektroda
Dielektrik
+
-


Senin, 27 April 2015

TUGAS KEWIRAUSAHAAN UBHARA SURABAYA

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PEMBIMBING : AGUS KISWANTONO, ST , MT.

assalamualaikum Wr.Wb.
Kali ini saya akan membahas mengenai blogger dengan judul “Tahu Cak Ripan dan usaha dagang kecilnya”.

Saya mempunyai seorang saudara dari ibu saya sendiri yang bernama Cak Ripan berusia 50 tahun. Saudara saya bekerja sebagai pedagang asongan dengan usaha menjual tahu keliling di desa-desa tetangga dan di desanya sendiri. Dia mempunyai keluarga kecil dengan seorang satu orang anak perempuan yang kini sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di blitar. Cak Ripan sendiri tinggal serumah dengan istri cantiknya yang bernama Neng Rodiyah dengan usia 40 tahun.
Sejauh ini saya melihat usaha dagangnya sebagai penjual pedagang Asongan tidak menyurutkan semangatnya untuk menghidupi keluarga kecilnya. Dengan modal awal untuk menjual tahu dengan membeli gerobak dengan harga 150 ribu mendapat 2 gerobak (harga perbiji 50 ribu). Cak Ripan setiap pagi berangkat dari rumah pukul 05.00 untuk menjual dagangannya dari  desanya sendiri hingga desa tetangga. Tahu tersebut dijualnya dengan harga Rp 1000,- perbijinya. Sekali menjual dia memesan tahu di pabrik tahu dekat rumahnya sebanyak 7 bak. Dengan 1 baknya berbentuk kotak dipotong-potong menjadi 40 biji dengan kondisi sudah masak atau siap jual. Dan per 1 baknya dari pabrik tahu dihargai sebesar Rp 26000,- , jadi apabila dia membeli 7 bak x 40 biji = 280 biji tahu matang yang sudah dipotong-potong dan siap untuk dijual. Setelah itu Cak Ripan membayar setoran kepada pabrik tahunya sebesar 7 bak x Rp 26.000 =  Rp 182.000,- .  Ketika dagangan tahunya Cak Ripan habis terjual bersih, dia akan menerima total penerimaan kotor sebesar 40 x 7 bak = 280 biji x Rp 1000,- per biji = Rp 280.000,- . jadi penghasilan bersih dari Cak Ripan  Rp 280.000 – Rp 182.000 = Rp 98.000,- . 

CASH FLOW:

Tangggal
Bruto (Pendapatan kotor)
Nett (pendapatan bersih)
1
Rp 430.000
Rp 0
2
Rp 252.000
Rp 70.000
3
Rp 252.000
Rp 70.000
4
Rp 242.000
Rp 60.000
5
Rp 262.000
Rp 80.000
6
Rp 280.000
Rp 98.000
7
Rp 259.000
Rp 77.000
8
Rp 267.000
Rp 85.000
9
Rp 247.000
Rp 65.000
10
Rp 274.000
Rp 92.000
11
Rp 267.000
Rp 85.000
12
Rp 280.000
Rp 98.000
13
Rp 257.000
Rp 75.000
14
Rp 260.000
Rp 78.000
15
Rp 270.000
Rp 88.000
16
Rp 277.000
Rp 95.000
17
Rp 232.000
Rp 50.000
18
Rp 268.000
Rp 86.000
19
Rp 254.000
Rp 72.000
20
Rp 257.000
Rp 75.000
21
Rp 252.000
Rp 70.000
22
Rp 271.000
Rp 89.000
23
Rp 280.000
Rp 98.000
24
Rp 266.000
Rp 84.000
25
Rp 245.000
Rp 63.000
26
Rp 237.000
Rp 55.000
27
Rp 266.000
Rp 84.000
28
Rp 257.000
Rp 75.000
29
Rp 262.000
Rp 80.000
30
Rp 261.000
Rp 79.000

total
Rp 2.270.000,-

Grafik :










Dari penghasilan bersih rata-rata Rp 70.000 per hari (dengan catatan laku per hari), maka hasil penjualan tersebut setara dengan gaji UMR 2014 di daerahnya sendiri yaitu sidoarjo. Saya salut dengan jerih payahnya banting tulang untuk menghidupi keluarganya demi sesuap nasi untuk dia sendiri dan istrinya. Dari sini bisa saya ambil kesimpulan “dalam Keadaan apapun janganlah pernah merasa patah semangat teruslah berusaha demi kemandirian yang tercipta di dalam karakter seseorang itu tersendiri”. Sekian blog dari saya, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca blog dari saya. Kesan dan pesan akan saya terima karena itu bagian dari sebuah masukan bagi karya blog saya sendiri. Assalamualaikum Wr.Wb.